Jumat, 08 Maret 2013

TAUBATNYA SANG PELACUR II


Dan sang bayupun berhembus di ujung senja
Mempermainkan kerudungku dengan manja
Duduk disudut teras melepas penat seusai kerja
Menghempas penatku ditemani mekarnya bunga seroja

Tiba-tiba muncul dihadapanku sosok muda bersahaja
Namun raut wajahnya kusam bermuram durja
Nampak jelas dirinya dikuasai bimbang yang meraja
Menghilanglah wajah rupawan yang mestinya menuai puja

Lalu kusapa dia dengan lembut hendak kemana gerangan
Namun bukan jawaban yang kudapatkan dia seolah kebingungan
Kutanya sekali lagi apa dariku engkau membutuhkan pertolongan
Yang kudapat dia malah limbung seolah kehilangan pegangan 

Kupapah dia kedalam rumah kurebahkan diatas matras
Kujamu seadanya namun aku terkejut dia malah menangis keras
Airmatanya mengalir deras bagai cucian basah yang tengan diperas
Lalu diapun mulai bercerita setelah airmatanya habis terkuras

Aku mengerti dan merasakan apa yang kini tengah kau rasa
Namun bersabarlah jangan karena hal itu lalu engkau putus asa
Ingatlah wahai saudariku putus asa itu pekerjaan dosa
Ketahuilan karena satu dosa kini dan nanti kita menjadi binasa

Mendengar ceritamu aku merinding dan setengah bergidik
Aku tak percaya mengapa kau jual tubuhmu demi uang secarik
Lalu untuk memikat para lelaki pemuasmu kau gunakan mistik
Tak pernahkah kau tahu bahwa engkau telah berbuat syirik


Kau relakan kemolekan tubuhmu dihinggapi nafsu jalang
Kau serahkan kehormatanmu kepada lelaki hidung belang
Lalu setelah puas mereguk nikmatnya tubuhmu dia menghilang
Dalam lembah kemaksiatan engkau asyik berpetualang

Sungguh aku rasa hidupmu telah benar-benar gagal
Kini setelah habis madumu oleh pemujamu engkau ditinggal
Jika kini engkau ditinggalkan bukan sesuatu yang janggal
Harga diri dan kehormatanmu benar-benar telah tanggal

Kini apa yang kau dapatkan hanyalah cacian dan makian
Musnahlah harapanmu mengejar cita-cita dan impian
Tak ada lagi datang kepadamu hujan belaian dan pujian
Yang ada kini engkau hidup dalam kesunyian dan kesepian

Astaghfirullah…. Aku tak boleh membuatmu lebih terhina
Aku tak boleh mengadilimu bagai seorang narapidana
Aku tak boleh memperlakukanmu dengan semena-mena
Karena ada yang lebih berhak yaitu Allah Yang Maha bijaksana

Saudariku ketahuilah tak ada manusia yang luput dari salah
Dalam perjalanan hidup kita senantiasa saja ada celah
Maka dari itu kita harus pandai-pandai memilih dan memilah
Agar terhindar dari salah ketika menyikapi sebuah masalah

Saudariku belum terlambat kepadaNYA kita memohon maaf
Memohon ampunan dari segala salah dan dosa karena khilaf
Mari luangkan waktu kita barang sejenak untuk beritikaf 
Lalu hijrahlah dari perbuatan maksiat bahwa kita benar-benar insyaf


Saudariku mari dari segala salah kepadaNYA kita bertaubat
Insya Allah kita memohon ampunan kepadaNYA belumlah terlambat
Mulai saat ini mari serahkan hanya kepadaNYA hati kita tertambat
Niscaya apa yang diinginkan dapat teraih tanpa ada yang menghambat
(10 Juni 2012)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar