Aku terbujur kaku, lalu mati
Maafkan khilafku dengan sepenuh hati
Tiada bersisa walau hanya satu senti
Jika nyawaku lepas dari raga
Sakitnya mungkin tiada terhingga
Maafkan salahku yang tak terjaga
Agar dalam kuburku menjadi lega
Jika mulutku tak lagi berkata-kata
Jangan cibir aku dengan kerlingan mata
Walau telah gulirkan banyak dusta
Namun pada dasarnya aku punya cinta
Jika nafasku tiada lagi berhembus
Jangan lemparkan kepadaku senyum ketus
Walau aku pernah menggulirkan banyak kasus
Kuingin masa lalu yang buruk bersama kita pupus
Jika namaku telah tertulis di batu nisan
Jangan siram aku dengan tangisan
Jangan pula taburi dengan bunga sebagai bingkisan
Namun iringi aku dengan do’a tanpa batasan
(02 Oktober 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar