Jumat, 30 November 2012

SEMALAM DI PANTAI PANGUMBAHAN


Sejenak tinggalkan pesona kemewahan duniawi yang bergelimang
Berjalan telusuri pantai ditemani cahaya bulan remang-remang
Rasa cemas menyerang menyelinap dalam jiwa yang gamang
Namun kutepiskan rasa cemas agar bisa melangkah dengan tenang

Suasana hening tak ada kata-kata walau sekedar celoteh yang berguman
Namun tiba-tiba cemas menyerang seakan diri dalam cengkeraman
Belum jua apa yang kuharapkan kuraih dalam genggaman
Angin badai berhembus kencang bagaikan muntahkan kecaman

Gelap malam yang pekat diri dicengkeram dihadang ketakutan
Diiringi kerasnya deburan ombak bergemuruh seolah bersahutan
Tak kuasa memandang gulungan ombak diluasnya hamparan lautan
Hanya rasa cemas mencekam seiring tangisan dan jeritan

Hujan deras disertai sahutan petir dan angin badai
Disaat seperti itu tak lagi bisa diri bersikap santai
Langkah kaki terasa berat hingga jalanpun terasa gontai
Galau merajai hati teringat diri masih saja kepadaNYA lalai

Dan lalu diri segera beranjak menjauh dengan langkah tergesa
Karena diri tak ingin dalam keadaan lalai menjadi binasa
Diri tak ingin terjerembab binasa dalam lubang putus asa
Karena diri masih inginkan kasih sayang Yang Maha Kuasa
(25 Januari 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar