Senin, 12 September 2011

Kisah Wanita Tua Pencari Kayu Bakar

Panas mentari yang menyengat tak ia rasa
Yang ia harapkan turunnya sebuah asa
Tak henti ia memohon pada Yang Kuasa
Agar ia bahagia di suatu masa

Ia berjalan terhuyung tertatih
Tanpa sedikitpun ia terdengar merintih
Walau tapak kaki ia rasakan sangat perih
Namun ia tak mengeluh walau raga telah letih


Dia perhatikan tanah gunung kering yang terlantar
Berharap ia dapatkan ranting sekedar kayu bakar
Tuk menahan perutnya dari rasa haus dan lapar
Tak terbersit dalam benaknya tuk berbuat maker

Lalu dia tukar ranting itu dengan sebungkus nasi
Agar perutnya yang lapar segera terisi
Ia hidup sangat bersahaja tanpa ambisi
Ia hanya berharap ridlo Allah sebagai misi

Indah kemilau dunia dia tiada peduli
Ia hanya berharap dapat melihat dengan jeli
Mata dan pendengarannya tidak buta dan tuli
Agar keimanannya kepada Allah tidak terbeli
(12 September 2011)

1 komentar:

  1. Potret wanita pinggiran yang hampir terlupakan. Nuansa religi begitu mengakar, kental dan mendalam. Pesan moral yang pantas untuk dijadikan pedoman bagi para wanita mapan yang goncang dengan lipahan materi.....

    BalasHapus