Tak tahu lagi apa yang
akan kucari
Sudah berjalan bahkan
ku berlari
Tapak kaki tak kurasa
walau terasa nyeri
Hingga darah keluar
dari sela jari
Namun belum kutemui
juga hingga berganti hari
Wajah pucat tiada lagi
berseri
Dedaunan melambai
terlihat menari-nari
Seolah tengah
menertawai diri
Rasa nyeri belumlah
usai dan kini terasa ngilu
Hati remuk redam
merintih menahan rasa pilu
Hanya bathin yang
mampu berbisik karena lidah kelu
Langkahku gontai tak
mampu lagi tuk berlalu
Gejolak dalam dada
masih bergemuruh riuh bertalu
Pikiran menerawang
menembus masa lalu
Wajah tertunduk muram
menahan rasa malu
Yaa Rabbil ‘Alamin
jangan biarkan aku jadi benalu
Saat lidahku kelu tak
dapat lagi berkata-kata
Kubiarkan anganku
melayang sambil pejamkan mata
Berharap yang pernah
hilang kembali bertahta
Agar anganku tak lagi
jauh terlunta-lunta
Bersemayam dalam dada
dihiasi bunga cinta
Dan bersinar kembali
wajah muram menjadi jelita
Pada dunia aku kan
ceria lagi bercerita
Rabb… akhirnya
kepadaMU jualah aku meminta
Saat anganku pulang
dari terlunta turunlah hujan gerimis
Kupanjatkan rasa
syukur dan tak terasa kumenangis
Tangisku kali ini
karena kenanganku begitu manis
Walau pernah tersakiti
bagai tertusuk keris
Kini kuharap lagi
hatiku tak lagi miris
Biar saja orang
memandangku sinis
Kuyakin semuanya telah
tertulis
Rabb… syukurku kepadaMU semuanya bisa kutepis
(21 MEI 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar